Monday, September 9, 2013

DI MEJA INI AKU MENANGIS

Di meja ini…
Di hadapan jendela…
Mata teguh melihat di luar sana…
Tatkala senja melabuhkan tirainya…
Awan bergerak tenang…
Kedinginan kian terasa…

Awan jingga itu bertukar memori…
Lalu bercerita…
Matanya…
Jelingan manjanya…
Bibirnya…
Senyumannya…
Tawa riangnya…
Dua hati menjadi satu…
Berdua di langit biru…
Bagai di alam fantasi…

Butiran manik jernih bersinar…
Lalu jatuh menghempap meja…
Itu semua hanya kenangan…
Kenangan manis bersamanya…
Kini…
Ia pergi…
Berjalan di atas titian cahaya…
Tersenyum dipimpin oleh pria syurga…
Bahagianya dalam cahaya…

Dalam lebatan hujan…
Aku tergamam dibasahi air mata…
Aku kaku dalam kegelapan bersendirian…
Cahaya yang hilang...
Membuatkan aku meraba…
Mencari jalan keluar…
Aku hilang arah tuju…
 
Di meja ini…
Aku menulis…
Di meja ini…
Aku berkarya…
Di meja ini…
Aku terima segala keputusan…
Di meja ini…
Aku pasrah…
Di meja ini...
Aku mengizinkan ia pergi…
Di meja ini…
Aku melihat dia bahagia…
Di meja ini…
Aku berdoa untuk kebahagiaannya…
Kerna Di Meja Ini Aku Menanggis…

Sunday, July 28, 2013

BIDADARI SENJAKU

Jika aku mampu memutarkan waktu…
Ingin sekali aku mengembalikan kenangan manis bersamanya…
Yang hadir bagai bidadari…
Membawa cahaya senja dalam lebatan hujan…

Tetapi masa tidak akan berhenti…
Berputar dan terus berputar kehadapan…
Detik demi detik semakin malam…
Ia semakin berduri…
Hingga butiran manik jernih yang mampu diluahkan…

Demi ayah tercinta…
Ia sanggup berperang dengan derita…
Demi ayah tersayang…
Ia membawa dirinya kelautan merah…
Dan lemas demi pengorbanan…

Tatkala ombak membelai pantai…
Dalam surutnya laut…
Akhirnya ia pergi...
Perginya ia dalam kenangan…
Tatkala senja melabuhkan tirainya...
Tinggallah bayangan silap dalam ingatan teman-temannya...
Tenanglah ia di samping Yang Maha Pencipta...
Semuanya telah ditentukan oleh Yang Maha Mengetahui...
Aku hanya mampu berdoa agar dia tenang di sana...
Walaupun ia perit tetapi aku izinkan ia pergi...
Kerna Ia Bidadari Senjaku...